+44(0) 1234 567 890 info@domainname.com

Pentingnya Memperjuangkan Pendidikan Bagi Perempuan

Share it Please
Isu keadilan perempuan (gender) sebagai bagian dari keberlangsungan demokrasi masih menjadi wacana yang banyak dipertimbangkan berbagai kalangan, dari semenjak munculnya sebagai sebuah gerakan hingga saat ini. Mulai dari teori psikoanalisa-nya Freud, hingga teori-teori yang khusus menyoroti kedudukan perempuan dalam masyarakat.

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan atau mendidik berarti menuntun tumbuhnya budi pekerti dalam hidup anak didik, supaya mereka kelak menjadi manusia yang berpribadi, yang beradab dan susila. Selain itu, bapak pendidikan Indonesia ini juga mengajarkan bahwa adab atau keluhuran budi manusia itu menunjukkan sifat batinnya manusia, sedang kesusilaan atau kehalusan itu menunjukkan sifat hidup lahirnya manusia yang serba halus dan indah.

Membahas masalah pentingnya pendidikan, saya pernah membaca artikel kisah mengenai seorang gadis pakistan yang tertembak di kepala saat sedang memperjuangkan pendidikan. Remaja berusia 15 tahun yang bernama Malala Yousafzai hampir kehilangan nyawanya setelah ditembak oleh pria bersenjata Taliban setelah menulis di sebuah blog mengenai pentingnya pendidikan bagi perempuan.

Malala tidak menyerah, selama masa pemulihan di rumah sakit, dia tetap aktif membaca dan berterima kasih atas perhatian warga dunia pada perjuangannya. Mari simak kegigihan gadis muda yang pemberani dan penuh inspirasi ini. 

Tanggal 9 Oktober menjadi hari yang suram bagi Malala, seorang pria menembak kepala dan memukulinya. Kondisi yang sangat kritis itu membuat Malala diterbangkan ke Inggris untuk menjalani pengobatan di Birmingham Queen Elizabeth Hospital. Gadis remaja ini hampir kehilangan nyawa karena peluru yang ditembakkan nyaris mengenai otaknya, bagian yang sangat vital.

Sebelum penembakan terjadi, Malala ada di van sekolahnya di pinggir kota Mingora, kemudian beberapa orang bersenjata menghentikan kendaraan itu. Orang-orang bersenjata itu meminta gadis lain mengidentifikasi Malala, yang pada awal 2009 telah menulis sebuah blog tanpa nama tentang kehidupan di bawah Taliban. Blog itu juga menceritakan larangan sekolah bagi semua perempuan di daerah tersebut.

Keberanian gadis muda ini menuai pujian, tidak hanya perjuangan untuk bertahan hidup, tetapi juga keberanian Malala dalam menyerukan hak-hak perempuan dan anak perempuan di Pakistan. Ribuan hadiah dan kartu ucapan yang dia terima sejak tiba di Birmingham pada tanggal 15 Oktober rasanya tidak cukup.

Kisah perjuangan mengharukan yang diperjuangkan oleh Malala sejatinya diikuti oleh seluruh remaja di tanah air. Semoga kita terinspirasi untuk terus memperjuangkan pendidikan di negeri pertiwi dan melahirkan para intelektual yang berkualitas serta mereka juga nantinya yang akan menginspirasi remaja-remaja lainnya.



0 komentar: